Detail Produk
Memaknai firman Allah ; “وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا” (Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil), menjadi sebuah tugas dan kewajiban umat Islam agar mempelajari al-Qur’an secara komprehensif; meliputi sejarah, tafsir dan metode qiroah-nya.
Al-Zarkasyi dalam al-Burhan memaknai ayat diatas sebagai “membaca al-Qur’an secara urut dan tertib tanpa mendahulukan dan mengakhirkan”. Sedangkan Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits; “ليس منا من لم يتغن بالقرآن” (Bukan bagian dari kami orang yang tidak membaguskan suara dengan Al-Quran). Menanggapi hadits tersebut Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan ; Maksud kata ‘يتغنى بالقرآن’ adalah menghaluskan bacaan, sebagaimana disepakati Imam Syafi’i. Sedangkan Al-Harawi berpendapat, “ mengeraskan suara bacaan Al-Quran”.
Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
Rasulullah Saw bersabda ;
عَن عُثَمانَ رَضِىَ اللٌهُ عَنهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صٌلَى اللٌهُ عَلَيهِ وَسَلٌمَ خَيُركُم مَن تَعلٌمَ القُرانَ وَعَلٌمَهَ
Dari Utsman r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda, “sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)
